Belajar Memaafkan Diri Sendiri dan Orang Lain

Manusia tak lepas dari kesalahan. Adakalanya kita melakukan kesalahan kepada orang lain dan orang lain juga melakukan kesalahan kepada kita, baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja. Mungkin kesalahan orang lain dapat membuat kita marah, kesal, dan benci kepada orang tersebut. Hal itu merupakan hal yang wajar ketika kita merasa disakiti oleh orang lain. Terkadang memaafkan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Namun, memaafkan dapat membuat hati kita menjadi lebih tenang. Kita pun dapat terbebas dari beban negatif yang selama ini mungkin mengganggu, tetapi kita tidak menyadarinya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai forgiveness atau memaafkan.

Forgiveness, Apa itu?

Forgiveness mengacu pada berhenti merasa marah dan mencari pembalasan terhadap seseorang yang telah berbuat salah kepada kita (Baumeister & Bushman, 2013). Forgiveness merupakan meningkatnya empati terhadap orang lain yang ditandai dengan berkurangnya keinginan untuk menghindari dan menyakiti atau membalas dendam, serta meningkatnya keinginan untuk bertindak positif terhadap orang yang telah melakukan kesalahan kepada kita (McCullough dalam Lopez et al., 2015). Dengan memaafkan, perasaan marah dan keinginan untuk membalas dendam akan berkurang. Sementara itu, keinginan untuk bertindak positif, berbelas kasih, dan kemurahan hati akan meningkat.

Self-forgiveness

Selain memaafkan orang lain, memaafkan diri sendiri juga penting untuk dilakukan. Menurut DeShea & Wahkinney (dalam Lopez et al., 2015), Self-forgiveness merupakan suatu proses di mana kita melepaskan kebencian terhadap diri sendiri atas segala kesalahan yang pernah dilakukan

Manfaat dari forgiveness

Hasil penelitian menunjukkan bahwa forgiveness atau memaafkan dapat berpengaruh secara positif terhadap kesejahteraan psikologis remaja (Rahayu & Setiawati, 2019). Selain itu, berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh Yuliatun & Megawati (2021), terapi pemaafan efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan mental, seperti mengurangi kecemasan, depresi, dan stres, serta meningkatkan kesejahteraan psikologis, pandangan positif terhadap makna hidup, penerimaan diri, dan self-esteem. Forgiveness juga dapat meningkatkan hubungan sosial, harmoni sosial, serta memelihara dan memperbaiki hubungan kelompok (Lopez et al., 2015).

Memaafkan diri sendiri dan orang lain

Memaafkan dapat membuat luka dan perasaan negatif hilang seiring waktu berjalan. Untuk dapat memaafkan diri sendiri diperlukan adanya kemampuan untuk mengakui dan menyadari bahwa diri sendiri telah melakukan kesalahan tanpa menyalahkan diri sendiri terhadap suatu hal yang berada di luar kendali diri sendiri. Kemudian, berusaha untuk menebus kesalahan dan melepaskan diri dari penghukuman diri yang berkelanjutan (Griffin et al., 2017).

Sementara itu, terdapat empat tahap untuk memaafkan orang lain (Enright & Fitzgibbons dalam Nihayah et al., 2021). Pada tahap awal, individu akan melakukan konfrontasi terhadap rasa sakit yang dirasakan karena peristiwa yang menyakitkan. Tahap kedua, individu mulai menyadari bahwa memaafkan akan membawa dampak positif bagi dirinya. Tahap ketiga, individu mulai berpikir dengan cara yang baru, yaitu dengan berempati terhadap orang lain. Tahap terakhir, individu merasakan kelegaan emosional dan berempati terhadap seseorang yang menyakitinya

 

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut, belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain sangat bermanfaat bagi diri sendiri. Dengan memaafkan, kita dapat melepaskan beban dan perasaan negatif serta meningkatkan kesejahteraan psikologis. Selain itu, memaafkan juga bermanfaat bagi lingkungan sosial karena dapat memelihara dan memperbaiki hubungan dalam kelompok hingga dapat meningkatkan harmoni sosial.

Referensi

Baumeister, R. F., & Bushman, B. J. (2013). Social Psychology and Human Nature, Comprehensive Edition (3d edition). Cengage Learning.

Griffin, B. J., Wenzel, M., Woodyatt, L., & Worthington, E. L. (2017). Handbook of the Psychology of Self-Forgiveness. Springer.

Lopez, S. J., Pedrotti, J. T., & Snyder, C. R. (2015). Positive psychology: The scientific and practical explorations of human strengths (3rd Edition). Sage publications.

Nihayah, U., Ade Putri, S., & Hidayat, R. (2021). Konsep Memaafkan dalam Psikologi Positif. Indonesian Journal of Counseling and Development, 3(2), 108–119. https://doi.org/10.32939/ijcd.v3i2.1031

Rahayu, I. I., & Setiawati, F. A. (2019). Pengaruh Rasa Syukur Dan Memaafkan Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Remaja. Jurnal Ecopsy, 6(1), 50–57. https://doi.org/10.20527/ecopsy.v6i1.5700

Yuliatun, I., & Megawati, P. (2021). Forgiveness Therapy To Improve Individual Mental Health: a Literature Study. Motiva: Jurnal Psikologi, 4(2), 90. https://doi.org/10.31293/mv.v4i2.5325

 

Tinggalkan komentar